Sabtu, 29 November 2014

M.X. Kutipan

Pengertian Kutipan

kutipan adalah suatu kaya yang mungkin semua orang belum tahu apa maksudnya. kutipan juga merupakan suatu gagasan, ide, pendapat yang diambil dari berbagai sumber. proses pengambilan gagasan itu disebut mengutip. gagasan itu bisa diambil dari kamus, ensiklopedi, artikel, laporan, buku, majalah, internet, dan lain sebagainya.

Manfaat Mengutip

  1. menunjukan kualitas ilmih yang lebih tinggi.
  2. menunjukan kecermatan yang lebih akurat.
  3. memudahkan penilaian penggunaan sumber dana.
  4. memudahkan pembedaan data pustaka dan ketergantungan tambahan.
  5. mencegah pengulangan penulisan data pustaka.
  6. meningkatkan peninjauan penggunaan referensi, dan memudahkan penyuntingan naskah yang terkait dengan data pustaka.

Prinsip-Prinsip Dalam Mengutip

  • Apabila dalam mengutip sebuah karya atau tulisan yang ada salah ejaan dari sumber kutipan kita, Maka sebaiknya kita biarkan saja apa adanya seperti sumber yang kita ambil tersebut. kta sebagai Pengutip tidak diperbolehkan membenarkan kata ataupun kalimat yang salah dari sumber kutipan kita.
  • Dalam kutipan kita diperkenankan menghilangkan bagian-bagian kutipan dengan syarat bahwa Penghilangan bagian itu tidak menyebabkan perubahan makna atau arti yang terkandung dalam Sumber kutipan kita, caranya: menghilangkan bagian kutipan yang kurang dari satu alinea (bagian yang Dihilangkan diganti dengan tiga titik berspasi), menghilangkan bagian kutipan yang kurang dari satu Alinea (bagian yang dihilangkan diganti dengan tiga titik berspasi sepanjang garis/dari margin kiri Sampai marginkanan).
Jenis-Jenis Kutipan

  1. Kutipan Langsung.
  2. Kutipan Tidak Langsung.
  3. Kutipan Pada Catatan Kaki.
  4. Kutipan Atas Ucapan Lisan.
  5. Kutipan Langsung Pada Materi.
Teknik Mengutip

beberapa cara teknik mengutip kutipan langsung dan tidak langsung diantaranya sebagai berikut :
1. Kutipan Langsung
    a. kutipan langsung tidak lebih dari empat baris.
kutipan diintegrasikan dengan teks, jarak antar baris kutipan dua spasi, kutipan diapit dengan tanda        kutip, sudah kutipan selesai langsung dibelakan yang dikutip dalam tanda kurung ditulis sumber dari mana kutipan itu diambil, dengan menulis nama singkat atau nama keluarga pengaran, tahun terbit, dan nomor tempat kutipan itu diambil.
    b. kutipan langsung yang terdiri lebih dari 4 baris.

2. Kutipan Tidak Langsung.
3. Kutipan Pada Catatan Kaki.
4. Kutipan Atas Ucapan Lisan.
5. Kutipan Dalam Kutipan.

Sumber :
https://girlycious09.wordpress.com/

Senin, 24 November 2014

M.IX. Outline (Rencana Kerja)

Outline
Pengertian Outline menurut bahasa adalah kerangka, regangan, garis besar, atau guratan. jadi outline merupakan rencana penulisan yang memuat garis-garis besar dari suatu karangan yang akan digarap dan merupakan rangkaian ide-ide yang disusun secara sistematis, logis, jelas, terstruktur, dan teratur.

Manfaat Dalam Membuat Outline
  1. untuk menjamin penulisan bersifat konseptual, menyeluruh, dan terarah.
  2. untuk menyusun kerangka karangan secara teratur.
  3. memudahkan penulis menciptakan klimaks yang berbeda-beda.
  4. menghindari penggarapan topik dua kali atau lebih.
  5. memudahkan penulis mencari materi pembantu.  
Langkah-Langkah Menyusun Karangan 
  1. menentukan tema dan judul.
  2. mengumpulkan bahan.
  3. menyeleksi bahan.
  4. membuat kerangka.
  5. mengembangkan kerangka karangan.
Menentukan Pola Susunan Kerangka Karangan
   
1. Secara Alamiah
          Pola Alamiah adalah susunan urutan kerangka karangan sesuai dengan kejadian yang nyata di alam. Pola Alamiah terbagi menjadi tiga bagian utama, yaitu urutan berdasarkan ruang(spasial), urutan berdasarkan waktu(kronologis), dan urutan berdasarkan topik yang ada. 

A. Ruang (Spasial)
adalah landasan yang paling penting, bila topik yang di uraikan mempuyai pertalian yang sangat erat dengan ruang atau tempat. urutan biasanya digunakan dalam tulisan-tulisan yang besifat deskriptif. 
contoh: Topik(hutan yang sering mengalami kebakaran)
            - di daerah kalimantan
            - di daerah sulawesi
            - di daerah sumatra 

B. Waktu (Kronologis)
urutan yang di dasarkan pada runtunan peristiwa atau tahap-tahap kejadian. biasanya tulisan seperti kurang menarik minta pembaca.
contoh: Topik (riwayat hidup seorang penulis)
            - asal-usul penulis
            - pendidikan si pernulis
            - kondisi kehidupan penulis
            - keinginan penulis
            - karir penulis 

C. Topik Yang Ada
suatu pola perlalihan yang dapat dimasukkan dalam pola alamiah adalah urutan berdasarkan topik yang ada. suatu peristiwa sudah dikenal dengan bagian-bagian tertentu. untuk menggambarkan har tersebut secara lengkap, mau tidak mau bagian-bagian itu harus di jelaskan berturut-turut daralam karangan itu, tanpa mempersoalkan bagian mana lebih penting dari lainnya, tanpa memberi tanggapan atas bagian-bagiannya itu.
 

2. Secara Logis
            Tanggapan yang sesuai dengan jalan pikiran manusia untuk menemukan landasan bagi setiap persoalan, mampu dituangkan dalam susuan atau urutan logis. berikut adalah macam-macam urutan logis yang dikenal yaitu urutan klimaks, urutan anti klimaks, urutan klausal (sebab-akibat atau sebalikanya), urutan pemecahan masalah, urutan umum-khusus, urutan familiaritas, urutan akseptabilitas.

A. Klimaks dan Antiklimaks
urutan ini timbul sebagai tanggapan penulis yang berpendirian bahwa posisi tertentu dari suatu rangkaian merupakan posisi yang paling tinggi kedudukannya atau yang paling menonjol.
contoh: Topik (Turunnya Suharto)
            - keresahan masyarakat
            - merajalela nya praktek KKN
            - keresahan masyarakat
            - kerusuhan sosial
            - tuntutan reformasi menggema

B. Klausal
mencakup dua pola yaitu urutan dari sebab ke akibat dan urutan akibat ke sebab. pada pola pertama suatu masalah di anggap sebagai sebab, yang kemudian di lanjutkan dengan perincian-erincian yang menelusuri akibat-akibat yang mungkin terjadi. urutan ini sangat efektif dalam penulisan sejarah atau dalam membicarakan persoalan-persoalan yang di hadapi uamt manusia pada mumnya.
contoh: Topik (krisis moneter melanda tanah air)
            - tingginya harga bahan pangan
            - penyebab krisis moneter
            - dampak terjadi krisi moneter
            - solisi pemecahan masalah krisi moneter

C. Pemecahan Masalah
dimulai dari suatu masalah tertentu, kemudian bergerak menuju kesimpulan umum atau pemecahan atas masalah tersebut. sekurang-kurangnya uraian yang mempergunakan landasan pemecahan masalah terdiri dari tiga bagian utama, yaitu deskripsi mengenai peristiwa atau persoalan tadi dan akhirnya alternatif-alternatif untuk jalan keluar dari masalah yang di hadapi tersebut.
contoh: Topik (viris flu bagi / H1N1 dan upaya penanggulangannya)
            - apa itu virus H1N1
            - bahaya virus H1N1
            - cara penanggulangannya

D. Umum-Khusus
dimulai dari pembahasan topik secara menyeluruh (umum), lalu di ikuti dengan pembahasan secara terperinci (khusus).
contoh: Topik (pengaruh internet)
            - para pengguna internet
                = anak-anak
                = remaja
                = dewasa
             - manfaat internet
                = media informasi
                = bisnis
                = jaringan sosial
                = dll

E. Familiaritas
urutan Familiaritas dimulai dengan menggemukan sesuatu yang sudah dikenal, kemudian berangsur-angsur pindah kepada hal-hal yang kurang di kenal atau belum dikenal. dalam keadaan-keadaan tertentu cara ini misalnya diterapkan dengan mempergunakan analogi.

F. Akseptabilitas
urutan Akseptabilitas mirip dengan urutan Familiaritas. bila urutan familiaritas mempersoalkan apakah suatu barang atau hal sudah dikenal atau tidak oleh pembaca, maka urutan Akseptabilitas mempersoalkan apakah suaut gagasan diterima atau tidak oleh para pembaca, apakah suatu pendapat disetujui atau tidak oleh para pembaca.

Mengembangkan Kerangka Karangan
proses pengembangan karangan tergantung sepenuhnya pada penguasaan materi yang hendak ditulis. jika benar-benar memahami materi dengan baik, permasalahan dapat diangkat dengan kreatif, mengalir dan nyata. terbukti pula kekuatan baha materi yang dikumpulkan dalam menyediakan wawasan untuk mengembangkan karangan. pengembangan karangan juga jangan sampai menumpuk dengan pokok permasalahan yang lain. untuk itu pengembangnya harus sistematis dan terarah, begitu juga dengan pengembangnya.


thank's to:
 

Minggu, 16 November 2014

M.VIII. Pengembangan Alenia (Pembedaan Topik, Tema, Judul)

Topik

Topik merupakan suatu pokok dari sebuah pembicaraan atau sesuatu yang akan menjadi landasan dalam penulisan sebuah artikel.

Syarat sebuah topik :
1. Topik yang dipilih harus menarik perhatian,
2. Dapat bermanfaat bagi penulis dan pembaca,
3. Topik yang dipilih harus mempunyai sumber acuan yang jelas atau real, dll

Sumber-sumber mendapatkan topik :
1. Dosen
2. Bulletin
3. Majalah
4. Hasil obrolan dengan masyarakat
5. Kumpulan judul dan abstrak penilitian

Pembatasan sebuah topik :

Topik harus terbatas. Mengapa topik itu harus terbatas? karena apabila suatu topik itu terlalu luas maka topik itu akan menjadi dangkal dan tidak menarik untuk dibahas. Adapun yang mencakup dalam pembatasan tersebut meliputi : konsep, variabel, data, lokasi pengumpulan data dan waktu pengumpulan data. Elemen – elemen tersebut saling berhubungan satu sama lain, apabila salah satu elemen tersebut ada yang hilang maka sebuah topik itu tidak akan menarik dan akan terasa membosankan. Contoh apabila dalam memilih sebuah topik kita tidak menghiraukan konsep dari topik itu sendiri maka topik yang kita pilih itu tidak akan menarik si pembaca untuk membaca artikel yang telah kita buat. Jadi, pada intinya semua elemen tersebut saling mendukung agar sebuah topik itu dapat menarik perhatian si pembaca untuk membaca artikel yang kita buat.


Tema

Tema berasal dari bahasa Yunani “thithenai”, berarti sesuatu yang telah diuraikan atau sesuatu yang telah ditempatkan. tema adalah sebuah gagasan pokok dalam sebuah tulisan. tema adalah gagasan pokoknya.

Syarat sebuah tema :

1. Tema menarik perhatian penulis.
2. Tema dikenal/diketahui dengan baik.
3. Bahan-bahannya dapat diperoleh.
4. Tema dibatasi ruang lingkupnya.

Cara merumuskan tema :

1. Kejelasan
2. Kesatuan
3. Perkembangan
4. Keaslian
5. Judul


Judul

Judul adalah nama yang dipakai untuk buku, bab dalam buku, kepala berita, dan lain-lain; identitas atau cermin dari jiwa seluruh karya tulis, bersipat menjelaskan diri dan yang manarik perhatian dan adakalanya menentukan wilayah (lokasi). Dalam artikel judul sering disebut juga kepala tulisan. Ada yang mendefinisikan Judul adalah lukisan singkat suatu artikel atau disebut juga miniatur isi bahasan.

Syarat-syarat pembuatan judul :

1. Harus relevan, yaitu harus mempunyai pertalian dengan temanya, atau ada pertalian dengan beberapa bagian penting dari tema tersebut.
2. Harus provokatif, yaitu harus menarik dengan sedemikian rupa sehingga menimbulkan keinginan tahu dari tiap pembaca terhadap isi buku atau karangan.
3. Harus singkat, yaitu tidak boleh mengambil bentuk kalimat atau frasa yang panjang, tetapi harus berbentuk kata atau rangklaian kata yang singkat. Usahakan judul tidak lebih dari lima kata.
Judul terbagi menjadi dua,yaitu :
Judul langsung :
Judul yang erat kaitannya dengan bagian utama berita, sehingga hubugannya dengan bagian utama nampak jelas.
Judul tak langsung :
Judul yang tidak langsung hubungannya dengan bagian utama berita tapi tetap menjiwai seluruh isi karangan atau berita.
 
 
Sumber: 

Rabu, 12 November 2014

M.VII. Paragraf Atau Alinea

Paragraf atau alinea adalah suatu bentuk bahasa yang biasanya merupakan hasil penggabungan beberapa kalimat. Dalam upaya menghimpun beberapa kalimat menjadi paragraph, yang perlu diperhatikan adalah kesatuan dan kepaduan. Kesatuan berarti seluruh kalimat dalam paragraf membicarakan satu gagasan(gagasan tunggal).Kepaduan berarti seluruh kalimat dalam paragraf itu kompak, saling berkaitan mendukung gagasan tunggal paragraf.

Dalam kenyataannya kadang-kadang kita menemukan alinea yang hanya terdiri atas satu kalimat, dan hal itu memang dimungkinkan. Namun, dalam pembahasan ini wujud alinea semacam itu dianggap sebagai pengecualian karena disamping bentuknya yang kurang ideal jika ditinjau dari segi komposisi, alinea semacam itu jarang dipakai dalam tulisan ilmiah. Paragraf diperlukan untuk mengungkapkan ide yang lebih luas dari sudut pandang komposisi, pembicaraan tentang paragraf sebenarnya ssudah memasuki kawasan wacana atau karangan sebab formal yang sederhana boeh saja hanya terdiri dari satu paragraf. Jadi, tanpa kemampuan menyusun paragraf, tidak mungkin bagi seseorang mewujudkan sebuah karangan.

Syarat Paragraf
Paragraf yang efektif harus memenuhi dua syarat ,yaitu adanya kesatuan dan kepaduan.

1) Kesatuan paragraf
Sebuah paragraf dikatakan mempunyai kesatuan jika seluruh kalimat dalam paragraf hanya membicarakan satu ide pokok ,satu topik / masalah. Jika dalam sebuah paragraf terdapat kalimat yang menyimpang dari masalah yang sedang di bicarakan, berarti dalam paragraf itu terdapat lebih dari satu ide atau masalah.

2) Kepaduan paragraf
Seperti halnya kalimat efektif , dalam paragraph ini juga dikenal istilah kepaduan atau koherensi. Kepaduan paragraf akan terwujud jika aliran kalimat berjalan mulus dan lancer serta logis. Untuk itu, cara repetisi, jasa kata ganti dan kata sambung, serta frasa penghubung dapat dimanfaatkan. Selengkapnya mengenai syarat paragraf.

Pengembangan Paragraf
Pengembangan paragraf sangat berkaitan erat dengan posisi kalimat topik karena kalimat topiklah yang mengandung inti permasalahan atau ide utama paragraf. Pengembangan paragraph deduktif, misalnya, yang menempatkan ide/gagasan utama pada awal paragraf, pasti berbeda dengan pengembangan paragraf induktif yang merupakan kebalikan dari paragraf deduktif. Demikian juga dengan tipe paragraf yang lainnya.

Selain kalimat topik, pengembangan paragraf berhubungan pula dengan fungsi paragraf yang akan dikembangkan: sebagai paragraf pembuka, paragraf pengembang, atau paragraf penutup. Fungsi tersebut akan mempengaruhi pemilihan metode pengembangan karena misi ketiga paragraf tersebut dalam karangan saling berbeda .

Metode pengembangan paragraf akan bergantung pada sifat informasi yang akan disampaikan,yaitu: persuasive, argumentatif, naratif, deskriptif, dan eksposisi. Metode tersebut sudah pasti digunakan untuk mengembangkan alinea argumentatif, misalnya akan berbeda dengan naratif.

Setelah mempertimbangkan factor tersebut barulah kita memilih salah satu metode pengembangan paragraf yang dianggap paling tepat dan efektif. Diantara banyak metode pengembangan paragraf yang terdapat di dalam buku – buku komposisi, disini diangkat enam metode yang umum dipakai untuk mengembangkan alinea dalam penulisan karangan. Metode yang dimaksud adalah : metode definisi, metode contoh, metode sebab-akibat, metode umum khusus, dan metode klasifikasi.

Didalam mengarang, keenam metode pengembangan paragraf tersebut dapat dipakai silih berganti sesuai dengan keperluan mengarang si penulisnya.

1) Metode Definisi
Yang dimaksud dengan definisi adalah usaha penulis untuk menerangkan pengertian/konsepistilah tertentu. Untuk dapat merumuskan definisi yang jelas, penulis hendaknya memperhatikan klasifikasi konsep dan penentuan cirri khas konsep tersebut. Satu hal yang perlu diingat dalam membuat definisi, kita tidak boleh mengulang kata atau istilah yang kita definisikan di dalam teks definisi itu

2) Metode Proses
Sebuah paragraf dikatakan memakai metode proses apabila isi alinea menguraikan suatu proses. Proses ini merupakan suatu urutan tindakan atau perbuatan untuk menciptakan atau menghasilkan sesuatu. Bila urutan atau tahap – tahap kejadian berlangsung dalam waktu yang berbeda, penulis harus menyusunnya secara runtut (kronologis). Banyak sekali peristiwa atau kejadian yang prosesnya berbeda satu sama lainnya. Proses kerja suatu mesin , misalnya, tentu berbeda sangat jauh dengan proses peristiwa sejarah.

3) Metode Contoh
Dalam karangan ilmiah, contoh dan ilustrsi selalu ditampilkan. Contoh-contoh terurai, lebih-lebih yang memerlukan penjelasan rinci tentu harus disusun berbentuk paragraf.

4) Metode Sebab-Akibat
Metode sebab-akibat atau akibat-sebab (kausalitas) dipakai untuk menerangkan suatu kejadian dan akibat yang ditimbulkannya, atau sebaliknya. Factor yang terpenting dalam metode kausalitas ini adalah kejelasan dan kelogisan. Artinya, hubungan kejadian dan penyebabnya harus terungkap jelas dan informasinya sesuai dengan jalan pikiran manusia. Metode kausalitas atau sebab-akibat umumnya tampil di tengah karangan yang berisi pembahasan atau analisis. Sifat paragrafnya argumentative murni atau dikombinasikan dengan deskriptif ata eksposisi.

5) Metode Umum-Khusus
Metode umum-khusnya dan khusus-umum paling banyak dipakai untuk mengembangkan gagasan paragraf agar tampak teratur. Bagi penulis pemula, belajar menyusun paragraf dengan metode ini adalah yang paling disarankan. Pertimbangannya, di samping mengembangkan urutan umum-khusus relative lebih gampang,juga karena model inilah yang paling banyak dipakai dalam karangan ilmiah dan tulisan eksposisi seperti arikel dalam media massa.

6) Metode Klasifikasi
Bila kita akan mengelompokan benda-benda atau non benda yang memiliki persamaan ciri seperi sifat, bentuk, ukuran, dan lain-lain, cara yang paling tepat adalah dengan metode klasifikasi. Klsifikasi sebenarnya bukan khusu untuk persamaan factor tersebut di atas, tetapi juga untuk perbedaan. Namun, pengelompokan tidak berhenti pada inventarisasi persamaan dan perbedaan. Setelah dikelompokan, lalu dianalisis untuk mendapatkan generalisasi, atau paling tidak untuk diperbandingkan atau dipertentangkan satu sama lainnya.

Jenis Paragraf
Paragraf memiliki banyak ragamnya. Untuk membedakan paragraf yang satu dari paragraf yang lain berdasarkan kelompoknya,yaitu : jenis paragraf menurut posisi kalimat topiknya, menurut sifat isinya, menurut fungsinya dalam karangan.

1) Jenis paragraf menurut posisi kalimat topiknya
Kalimat yang berisi gagasan utama paragraf adalah kalimat topik. Karena berisi gagasan utama itulah keberadaan kalmat topic dan letak posisinya dalam paragraf menjadi penting. Posisi kalimat topik di dalam paragraf yang akan memberi warna sendiri bagisebuah paragraf. Berdasarkan posisi kalimat topik, paragraf dapa dibedakan atas empat macam, yaitu : paragraf deduktif, paragraf induktif, paragraf deduktif-induktif, paragraf penuh kalimat topik.

A. Paragraf Deduktif
Adalah paragraf yang letak kalimat pokoknya di tempat kan pada bagian awal paragraf ,yaitu paragraf yang menyajikan pokok permasalahan terlebih dahulu, lalu menyusul uraian yang terinci mengenai permasalahan atau gagasan paragraf (urutan umum-khusus).

B. Paragraf Induktif
Bila kalimat pokok ditempatkan dipada akhir paragraf akan terbentuk paragraf induktif, yaitu paragraf yang menyajikan penjelasan terlebih dahulu,barulah diakhiri dengan pokok pembicaraan.

C. Paragraf Deduktif-Induktif
Bila kalimat pokok di tempatkan pada bagian awal dan akhir paragraf, terbentuklah paragraf deduktif-induktif. Kalimat pada akhir paragraf umumnya menjelaskan atau menegaskan kembali gagasan utama yang terdapat pada awal paragraf.

D. Paragraf penuh kalimat topik
Seluruh kalimat yang membangun paragraf sama pentingnya sehingga tidak satupun kalimat yang khusus menjadi kalimat topik. Kondisi seperti itu dapat atau biasa terjadi akibat sulitnya menentukan kalimat topic karena kalimat yang satu dan lainnya sama-sama penting. Paragraf semacam ini sering dijumpai dalam uraian-uraian bersifat dskriptif dan naratif terutama dalam karangan fiksi.

2) Jenis Paragraf Menurut Sifat Isinya
Isi sebuah paragraf dapat bermacam-macam bergantung pada maksud penulisannya dan tuntutan korteks serta sifat informasi yang akan disampaikan.Penyelarasan sifat isi paragraf dengan isi karangan sebenarnya cukup beralasan karena pekerjaan menyusun paragraf adalah pekerjaan mengarang juga.

Berdasarkan sifat isinya, alinea dapat digolongkan atas lima macam,yaitu:
o Paragraf Persuasif : adalah isi paragraf mempromosikan sesuatu dengan cara mempengaruhi atau mengajak pembaca. Paragraf persuasif banyak dipakai dalam penulisan iklan,terutama majalah dan Koran . Sedangkan paragraf argumentasi, deskripsi, daneksposisi umumnya dipakai dalam karangan ilmiah seperti buku,skripsi makalah dan laporan. Paragraf naratif sering dipakai untuk karangan fiksi seperti cerpen dan novel.

o Paragraf argumentasi : adalah isi paragraf membahas satu masalah dengan bukti_bukti alasan yang mendukung.

o Paragraf deskritif : adalah paragraf yang melukiskan atau menggambarkan sesuatu dengan bahasa.

o Paragraf eksposisi : adalah paragraf yang memaparkan sesuatu fakta atau kenyataan kejadian tertentu.

3) Jenis Paragraf Menurut Fungsinya dalam Karangan
Menurut fungsinya, paragraf dapat dibedakan menjadi 3 , yaitu:

1) Paragraf Pembuka
Bertujuan mengutarakan suat aspek pokok pembicaraan dalam karangan .
Sebagai bagian awal sebuah karangan, paragraf pembuka harus di fungsikan untuk:
1. menghantar pokok pembicaraan
2. menarik minat pembaca
3. menyiapkan atau menata pikiran untuk mengetahui isi seluruh karangan.

2) Paragraf Pengembang
Bertujuan mengembangkan pokok pembicaraan suatu karangan yang sebelumnya telah dirumuskan dalam alinea pembuka. Paragraf ini didalam karangan dapat difungsikan untuk:
1.mengemukakan inti persoalan
2. memberikan ilustrasi
3. menjelaskan hal yang akan diuraikan pada paragraf berikutnya
4. meringkas paragraf sebelumnya
5. mempersiapkan dasar bagi simpulan.


3)Paragraf Penutup
Paragraf ini berisi simpulan bagian karangan atau simpulan seluruh karangan. Paragraf ini sering merupakan pernyataan kembali maksud penulis agar lebih jelas. Mengingat paragraf penutup dimaksudkan untuk mengakhiri karangan. Penyajian harus memperhatikan hal sebagai berikut :

1. sebagai bagian penutup,paragraf ini tidak boleh terlslu psnjsng
2. isi paragraf harus berisi simpulan sementara atau simpulan akhir sebagai cerminan inti seluruh uraian
3. sebagai bagian yang paling akhir dibaca, disarankan paragraf ini dpat menimbulkan kesan yang medalam bagi pembacanya


Sumber :

Minggu, 02 November 2014

M.VI. Kalimat Efektif

Pengertian Kalimat Efektif
Kalimat Efektif adalah kalimat yang dapat mengungkapkan gagasan penutur/penulisnya secara tepat sehingga dapat dipahami oleh pendengar/pembaca secara tepat.

1. Syarat-syarat dalam membuat kalimat efektif :

Kesatuan (Kohesi)
Kalimat yang memiliki subyek,predikat, serta unsur-unsur lain (O atau K) yang saling mendukung  Serta membentuk kesatuan tunggal.
Contoh: 
  • kita harus menanamkan tentang kesadaran supaya untuk tidak membuang sampah sembarangan kepada orang lain (tidak efektif).
  • kita harus menanamkan kesadaran untuk tidak membuang sampah sembarangan ke orang lain (efektif).
Pelengkap (Kohersi)
Hubungan timbal balik yang baik dan jelas antara unsur-unsur (kata atau kelompok kata) yang membentuk kata itu.
Contoh:
  • pelaksanaan lomba tujuh belasan itu karena jalan macet harus ditunda setengah jam (non keherasi).
  • karena jalan macet, pelaksanaan lomba tujuh belasan itu ditunda setengah jam kemudian (koherensi).
Kehematan
Penulisan kalimat yang langsung menyampaikan gagasan atau pesan kalimat secara jelas, lugas, dan Logis dan tidak boleh menggunakan kata-kata yang berlebih. Penggunaan kata yang berlebih hanya Akan mengaburkan maksud kalimat. Seperti contoh berikut buah-buah jeruk, apel, anggur sangat Disukainya. Penggunaan buah-buah tidak perlu tulis karena jeruk, apel, anggur sudah bermakna Buah-buahan. Kalimat yang benar jeruk, apel, anggur sangat disukainya.
 
Kevariasian
ada 4 macam variasi:
          a. variasi dalam pembukaan kalimat
              dalam variasi ini sebuah kalimat dapat dimulai atau dibuka dengan :
              - frase keterangan (waktu, tempat, dan cara)
              - frase benda
              - frase kerja
              - frase penghubung

        b. variasi dalam pola kalimat
            untuk mencapai sebuah efektifitas kalimat dan menghindaro suasana monoton yang dapat  
            menimbulkan kebosanan, pola kalomat subjek - predikat - objek dapat di ubah menjadi 
            predikat.
            Contoh: bapak lurah itu belum dikenal oleh masyarakat desa suka mundur (S-P-O)
                          belum dikenal oleh masyarakat desa suka mundur bapak lurah itu (P-O-S)

Kelogisan
Kalimat efektif harus mudah dipahami, hubungan unsur-unsur dalam kalimat harus memiliki hubungan yang logis/masuk akal.
 
2.  Kesalahan-kesalahan yang terjadi dalam membuat kalimat efektif:
     1. pleonastis: pemakaian kata yang mubazir (berlebihan).
     2. kontaminasi: kalimat yang mengandung keslaahan kontaminasi.
     3. salah pemilihan kata.
     4. salah nalar
     5. pengaruh bahasa asing atau daerah (interferensi).
     6. kata depan yang tidak perlu.
 
Sumber:

Senin, 27 Oktober 2014

M.V. Kalimat Dasar

Pengertian Kalimat
Kalimat adalah satuan bahasa terkecil, dalam wujud lisan atau tulisan yang mengungkapkan pikiran yang utuh. Kalimat merupakan gabungan dari dua buah kata atau lebih yang menghasilkan suatu pengertian dan pola intonasi akhir. Kalimat dasar adalah kalimat yang berisi informasi pokok dalam struktur inti, belum mengalami perubahan unsur seperti panambahan keterangan kalimat ataupun keterangan subjek, predikat, objek, ataupun pelengkap.  
 
Unsur - Unsur Kalimat (S.P.O.K)
Subjek (pelaku)
Subjek adalah pelaku dari suatu tindakan. Ciri-ciri subjek:
• Jawaban atas Pertanyaan Apa dan Siapa
• Disertai Kata Itu
• Dapat berupa nomina, verba, atau adjektiva
• Didahului kata Bahwa
• Mempunyai keterangan pewatas Yang
• Tidak didahului preposisi

Predikat (tindakan)
Predikat adalah kata yang menuju kepada suatu tindakan oleh subjek.
Ciri-ciri predikat:
• Jawaban atas pertanyaan Mengapa atau Bagaimana
• Kata Adalah dan Ialah dapat berupa predikat
• Dapat diingkarkan ( didahului kata tidak, bukan, atau merupakan)
• Dapat disertai kata-kata aspek atau modalitas (telah, sedang, sudah, ingin, mau)
• Predikat dapat berupa Kata (verba, adjektiva, atau nomina) dan Frasa ( frasa verbal, adjectival,    
   Nominal, atau bilangan )

Objek (sasaran )
Unsur kalimat ini bersifat wajib dalam susunan kalimat aktif transitif yaitu kalimat yang sedikitnya mempunyai tiga unsur utama, subjek, predikat, dan objek. Predikat yang berupa verba intransitif (kebanyakan berawalan ber- atau ter-) tidak memerlukan objek, sedangkan verba transitif yang memerlukan objek kebanyakan berawalan me-.
Ciri-ciri objek:
• Langsung di belakang predikat
• Dapat menjadi subjek kalimat pasif
• Tidak didahului preposisi
• Didahului kata Bahwa

Pelengkap
Pelengkap tidak menjadi subjek dalam kalimat pasif. Jika terdapat objek dan pelengkap dalam kalimat aktif, objeklah yang menjadi subjek kalimat pasif, bukan pelengkap.

Ciri-ciri pelengkap:
• Di belakang predikat.
   Objek langsung di belakang predikat, sedangkan pelengkap masih dapat disisipi unsur lain, yaitu  
   Objek. 
   Contoh: buku baru, sepeda baru.
• Tidak didahului preposisi.
   Unsur kalimat yang didahului preposisi disebut keterangan.
 
 
Pola Kalimat
Kalimat dasar dibedakan menjadi delapan tipe, yaitu:

1. Kalimat dasar berpola SPOK
    contoh : Ayah membaca buku dikamar tengah
                  Ayah sebagai S, mebaca sebagai P, buku sebagai O, dikamar tengah sebagai K
 
2. Kalimat dasar berpola SPOPel
    contoh : ibu membelikan adik Pakaian
                  ibu sebagai S, membelikan sebagai P, adik sebagai O, pakaian sebagai pel

3. Kalimat dasar berpola SPO
    contoh : Dosen mengajar mahasiswa
                  Dosen sebagai S, mengajar sebagai P, mahasiswa sebagai O

4. Kalimat dasar berpola SPPel
    contoh : Dia memberi semangat
                  Dia sebagai S, memeberi sebagai P, semangat sebagai Pel

5. Kalimat dasar berpola SPK
   
contoh : Dosen kami akan dikirim ke India
                  Dosen kami sebagai S, akan dikirim sebagai P, ke india sebagai K

6. Kalimat dasar berpola SP (P: verba)
    contoh : Kami belajar
                  Kami sebagai S, belajar sebagai P

7. Kalimat dasar berpola SP (P: Nomina)
    contoh : kami mahasiswa 
                  Kami sebagai S, mahasiswa sebagai P 

8. Kalimat dasar berpola SP (P: Adjektiva)
    contoh : Ilmuwan Hebat
                  ilmuwan sebagai S, Hebat sebagai P
 
Macam - Macam Kalimat Berdasarkan Pola (Tunggal & Majemuk (Setara & Bertingkat))
Pola Kalimat Tunggal
Kalimat tunggal adalah kalimat yang hanya terdiri atas dua unsur inti dan boleh diperluas dengan satu atau lebih unsur-unsur tambahan, asal unsur-unsur tambahan itu tidak boleh membentuk pola baru.

Contoh:
           1. Rani menggambar.
                Kalimat inti
           2. Riri menggambar bunga teratai.
                Kalimat luas
           3. Telurnnya tiga butir.
                Kalimat nominal
 
Pola Kalimat Majemuk 
Kalimat majemuk adalah penggabungan dua kalimat tunggal atau lebih, sehingga kalimat yang baru mengandung dua atau lebih klausa. Hubungan antarklausa tersebut ditandai dengan kata hubung (konjungsi).
Pada umumnya, kalimat majemuk dibagi menjadi :
 
a. Kalimat majemuk setara
    Adalah kalimat majemuk yang pola-pola kalimatnya memiliki kedudukan yang sederajat, tidak 
    Ada  kalimat yang menduduki fungsi lebih tinggi.
 
    Kata penghubungnya antara lain: dan, atau, tapi, bahkan, kemudian dsb.
    Contoh : Rudi mengambil kursi kemudian duduk diatasnya.

 b. Kalimat majemuk bertingkat   
     Adalah kalimat majemuk yang terdiri dari induk kalimat dan aank kalimat. Anak kalimat 
     Merupakan perluasaan dari induk kalimat.
     Contoh : 
                - ketika aku menonton tv, Ibu memasak. (anak kalimat keterangan waktu)                  
                - anak yang berkacamata itu memenangkan olympiade biologi. (anak kalimat perluasan  
                  subjek)
 
Macam - Macam Kalimat Berdasarkan Isi.
Berdasarkan isi, kalimat dibedakan menjadi empat jenis, yaitu:
 
Kalimat perintah    
Kalimat perintah adalah kalimat yang bertujuan memberikan perintah kepada orang lain Untuk melakukan sesuatu. Kalimat perintah biasanya diakhiri dengan tanda seru (!) dalam Penulisannya. Sedangkan dalam kalimat lisan, biasanya ditandai dengan intonasi tinggi. 
Macam-macam kalimat perintah:
•    Kalimat perintah biasa, ditandai denganadanya partikel lah.
     Contoh: Gantilah bajumu!
•    Kaliamt larangan, ditandainya dengan adanya kata jangan.
     Contoh: Jangan membuang sampah sembarangan.
•    Kalimat ajakan, ditandai dengan kata mohon, tolong, silahkan.
     Contoh: Tolong temani nenekmu di rumah.

Kalimat berita
Kalimat berita adalah kalimat yang memberitakan sesuatu. Dalam penulisannya biasanya ditandai dengan tanda titik (.) dan dalam pelafalannya di tandai dengan intonasi menurun. Kalimat ini mendorong orang untuk memberikan tanggapan.
Macam-macam kalimat berita:
•    Kalimat berita kepastian.
     Contoh: Nenek akan dating dari Bandung besok pagi.
•    Kalimat berita pengingkaran.
     Contoh: Saya tidak akan dating pada acara ulang tahunmu.
•    Kalimat berita kesangsian
     Contoh: Bapak mungkin akan tiba besok pagi.
•    Kalimat berita bentuk lainnya
     Contoh:Kami tidak tahu mengapa dia datang terlambat.

Kalimat Tanya
Kalimat tanya adalah kalimat yang bertujuan untuk memperoleh suatu informasi atau reaksi (jawaban) yang diharapkan. Kalimat ini diakhiri dengan tanda tanya (?) dalam penulisannya dan dalam pelafalannya menggunakan intonasi menurun. Kata tanya yang dipergunakan adalah bagaimana, di  mana, berapa, kapan.
Contoh:
•    Mengapa gedung ini dibangun tidak sesuai dengan desainnya?
•    Kapan Anita akan kembali dari Rinjani?
 
Kalimat seruan
Kalimat seruan adalah kalimat yang digunakan untuk mengungkapkan perasaan yang kuat atau yang mendadak. Kalimat seruan biasanya ditandai dengan intonasi yang tinggi dalam pelafalanya dan menggunakan tanda seru (!) atau tanda titik (.) dalam penulisannya. Contoh:
•    Aduh, pekerjaan rumah saya tidak terbawa.
•    Bukan main, eloknya. 
 

Sumber:

Senin, 06 Oktober 2014

M.IV. DIKSI (Pilihan Kata)

Jika kita menulis atau berbicara, kita selalu menggunakan kata. Kata tersebut dibentuk menjadi Kelompok kata, klausa, kalimat, paragraph dan akhirnya sebuah wacana. Di dalam sebuah Karangan, Diksi bisa diartikan sebagai pilihan kata pengarang untuk menggambarkan sebuah cerita. Diksi bukan Hanya berarti pilih memilih kata melainkan digunakan untuk menyatakan gagasan atau Menceritakan Peristiwa tetapi juga meliputi persoalan gaya bahasa, ungkapan-ungkapan dan Sebagainya. Gaya Bahasa sebagai bagian dari diksi yang bertalian dengan ungkapan-unkapan Individu atau Karakteristik, atau memiliki nilai artistik yang tinggi.
 
Sebelum menentukan pilihan kata, penulis harus memperhatikan dua hal pokok, yakni : masalah makna dan relasi makna.
  • Makna sebuah kata / sebuah kalimat merupakan makna yang tidak selalu berdiri sendiri. Adapun Makna menurut (Chaer, 1994: 60) terbagi atas beberapa kelompok yaitu :

Makna Leksikal  
Makna yang sesuai dengan referennya, sesuai dengan hasil observasi alat indera / makna yg sungguh-Sungguh nyata dlm kehidupan kita. 
Contoh: Kata tikus, makna leksikalnya adalah binatang yang menyebabkan timbulnya penyakit (Tikus itu mati diterkam kucing).
 
Makna Gramatikal 
Untuk menyatakan makna-makna atau nuansa-nuansa makna gramatikal, untuk menyatakan makna Jamak bahasa Indonesia, menggunakan proses reduplikasi. 
Seperti kata: buku yg bermakna “sebuah buku,” menjadi buku-buku yang bermakna “banyak buku”.
2 
     Makna Referensial dan Nonreferensial  
   Makna referensial & nonreferensial perbedaannya adalah berdasarkan ada tidaknya referen dari Kata-kata itu. Maka kata-kata itu mempunyai referen, yaitu sesuatu di luar bahasa yang diacu oleh Kata itu. Kata bermakna referensial, kalau mempunyai referen, sedangkan kata bermakna Nonreferensial kalau tidak memiliki referen. 
      Contoh: Kata meja dan kursi (bermakna referen). Kata karena dan tetapi (bermakna nonreferensial).
3     
         Makna Denotatif dan Konotatif
Makna denotatif adalah makna asli, makna asal atau makna sebenarnya yang dimiliki sebuah leksem. Contoh: Kata kurus, bermakna denotatif keadaan tubuhnya yang lebih kecil & ukuran badannya normal. 
Makna konotatif adalah makna lain yang ditambahkan pada makna denotatif tadi yang berhubungan Dengan nilai rasa orang / kelompok orang yang menggunakan kata tersebut. 
Contoh: Kata kurus pada contoh di atas bermakna konotatif netral, artinya tidak memiliki nilai rasa yang mengenakkan, tetapi kata ramping bersinonim dengan kata kurus itu memiliki konotatif positif, nilai yang mengenakkan. Orang akan senang bila dikatakan ramping.
4.      
      Makna Konseptual dan Makna Asosiatif
Makna konseptual adalah makna yang dimiliki oleh sebuah leksem terlepas dari konteks atau asosiasi apapun. 
Contoh: Kata kuda memiliki makna konseptual “sejenis binatang berkaki empat yg bisa dikendarai”.  
Makna asosiatif adalah makna yang dimiliki sebuah leksem / kata berkenaan dengan adanya hubungan kata itu dengan suatu yang berada diluar bahasa. 
Contoh: Kata melati berasosiasi dg suatu yg suci / kesucian. Kata merah berasosiasi berani / paham komunis.
5.      
          Makna Kata dan Makna Istilah
Makna kata, walaupun secara sinkronis tidak berubah, tetapi karena berbagai faktor dalam kehidupan dapat menjadi bersifat umum. Makna kata itu baru menjadi jelas kalau sudah digunakan dalam suatu kalimat. 
Contoh: Kata tahanan, bermakna orang yang ditahan,tapi bisa juga hasil perbuatan menahan. Kata air, bermakna air yang berada di sumur, di gelas, di bak mandi atau air hujan.   
Makna istilah memiliki makna yang tetap dan pasti. Ketetapan dan kepastian makna istilah itu karena istilah itu hanya digunakan dalam bidang kegiatan atau keilmuan tertentu. 
Contoh: Kata tahanan di atas masih bersifat umum, istilah di bidang hukum, kata tahanan itu sudah pasti orang yang ditahan sehubungan suatu perkara.
6.      
          Makna Idiomatikal dan Peribahasa
Yang dimaksud dengan idiom adalah satuan-satuan bahasa (ada berupa baik kata, frase, maupun kalimat) maknanya tidak dapat diramalkan dari makna leksikal, baik unsur-unsurnya maupun makna gramatikal satuan-satuan tersebut. 
Contoh: Kata ketakutan, kesedihan, keberanian, dan kebimbangan memiliki makna hal yg disebut makna dasar, Kata rumah kayu bermakna, rumah yang terbuat dari kayu.  
Makna pribahasa bersifat memperbandingkan atau mengumpamakan, maka lazim juga disebut dengan nama perumpamaan. 
Contoh: Bagai, bak, laksana dan umpama lazim digunakan dalam peribahasa.
      
          Makna Kias 
Makna kias adalah kata, frase dan kalimat yang tidak merujuk pada arti sebenarnya. 
Contoh: Putri malam bermakna bulan , Raja siang bermakna matahari.
 
Makna Umum dan Khusus
Kata umum dibedakan dari kata khusus berdasarkan ruang-lingkupnya.
  • Makin luas ruang-lingkup suatu kata, maka makin umum sifatnya. Makin umum suatu kata, maka semakin terbuka kemungkinan terjadinya salah paham dalam pemaknaannya.
  • Makin sempit ruang-lingkupnya, makin khusus sifatnya sehingga makin sedikit kemungkinan terjadinya salah paham dalam pemaknaannya, dan makin mendekatkan penulis pada pilihan kata secara tepat. 
Misalnya:
Kata ikan memiliki acuan yang lebih luas daripada kata mujair  atau tawes. Ikan tidak hanya mujair atau tidak seperti gurame, lele, sepat, tuna, baronang, nila, ikan koki dan ikan mas. Dalam hal ini kata acuannya lebih luas disebut kata umum, seperti ikan, sedangkan kata yang acuannya lebih khusus disebut kata khusus, seperti gurame, lele, tawes, dan ikan mas.
 
Sinonim
Sinonim adalah dua kata atau lebih yang pada asasnya mempunyai makna yang sama, tetapi bentuknya berlainan. Kesinoniman kata tidaklah mutlak, hanya ada kesamaan atau kemiripan. Kita ambil contoh cermat dan cerdik kedua kata itu bersinonim, tetapi kedua kata tersebut tidak persis sama benar. Kesinoniman kata masih berhubungan dengan masalah makna denotatif dan makna konotatif suatu kata. 
 
Sumber :